LAPORAN PRAKTIKUN
NUTRISI TANAMAN
PENGARUH UNSUR HARA MAKRO DAN
MIKRO
PADA PERTUMBUHAN TANAMAN
Disusun Oleh:
ODI M.S. NUGROHO A1L009066
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti manusia,
tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plant nutrient). Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan
organik, tanaman menggunakan bahan anorganik untuk mendapatkan energi dan
pertumbuhannya. Melalui fotosintesis,
tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfer yang kadarnya sangat rendah,
ditambah air diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan bantuan sinar
matahari. Unsur yang diserap untuk
pertumbuhan dan metabolisme tanaman dinamakan hara
tanaman.
Tanamanan dapat tumbuh dengan sehat dan subur jika
tanah sebagai tempat media tumbuhnya dapat menyediakan unsur hara dan air dalam jumlah yang
cukup. Tanaman mengambil unsur hara dalam bentuk kation dan anion dari larutan
air tanah atau langsung dari kompleks koloid liat humus dengan pertukaran
ion. Tidak semua unsur hara terdapat
dalam bentuk kation atau anion dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman.
Sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman yaitu
terikat sebagai senyawa penyusun bahan organik dan pada mineral tanah.
Tubuh tanaman itu sebagian besar terdiri atas tiga
unsur, yaitu C 43,6%, O 44,4 % dan H 6,2 %. Unsur-unsur ini diambilnya dari
udara berupa CO2 dan O2 serta dari tanah berupa H2O.
Tanaman tak mungkin hidup dengan ketiga unsur ini saja, ia memerlukan
unsur-unsur lain lagi yang sangat penting untuk pembentukan bermacam-macam
protein, lemak dan zat-zat organik lainnya. (Dwidjoseputro. 1978)
Unsur-unsur yang
diperlukan dalam pertumbuhan tanaman disebut dengan unsur-unsur essensial yang
terbagi lagi menjadi unsur hara makro dan mikro. Yang disebut unsur hara essensial adalah
unsur yang sangat diperlukan tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh
unsur lain. Jika jumlahnya kurang
mencukupi, terlalu lambat tersedia, atau tidak diimbangi oleh unsur-unsur lain
akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.
Fungsi hara tanaman
tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara
tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama
sekali. Di samping itu, umumnya tanaman
yang kekurangan atau ketiadaan suatu hara akan menampakkan gejala pada suatu
organ tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Gejala ini akan hilang apabila hara tanaman
ditambahkan ke dalam tanah atau diberikan lewat daun. Kandungan hara dalam tanaman berbeda-beda,
tergantung pada jenis hara, jenis tanaman, kesuburan tanah atau jenis tanah,
dan pengelolaan tanaman.
B. Tujuan
Setelah menyelesaikan praktikum ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Mengkaji
gejala dan pengaruh defisiensi unsur hara makro terhadap pertumbuhan tanaman.
2.
Mengkaji
gejala dan pengaruh defisiensi unsur hara mikro terhadap pertumbuhan tanaman.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut
Lakitan (1993), jumlah kebutuhan unsur hara dikaitkan dengan kebutuhan tumbuhan
agar dapat tumbuh dengan baik. Jika unsur hara kurang tersedia, maka tentu
pertumbuhan tanaman akan terhambat. Sebagai patokan kasar, batas konsentrasi
unsur hara dalam jaringan tumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan tertekan
sebesar 10% dari pertumbuhan maksimum disebut sebagai “batas kritis” bagi unsur
hara tersebut. Suatu tumbuhan dapat dikatakan kekurangan (deficient)
unsur hara tertentu jika pertumbuhan terhambat, yakni hanya mencapai 80% dari
pertumbuhan maksimum, walaupun semua unsur hara esensial lainnya tersedia
berkecukupan. Pada konsentrasi yang terlalu tinggi, unsur hara esensial dapat
juga menyebabkan keracunan bagi tumbuhan. Jadi bukan hanya logam berat yang dapat
meracuni tumbuhan.
Jika ketersediaan unsur
hara essensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan
terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari
penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya.
Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang,
atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai
organ tanaman (Lakitan, 2001).
Gejala defisiensi yang
terlihat pada tanaman tidak selalu mudah ditentukan. Karena gejala ini dapat pula terjadi sebagai
akibat serangan penyakit ataupun gejala-gejala gangguan pada pertumbuhan, yang
gejalanya hampir sama bahkan sama.
Selanjutnya gejala desisiensi baru terlihat pada keadaan yang sudah
lanjut. Hal ini akan dapat dilihat lebih
jelas bila dilakukan analisa / uji tanah dan uji tanaman.
Gejala kekurangan suatu
unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung
spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami
kekurangan dua unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala
yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks.
Menurut Darmawan (1983) Berbagai
peranan unsur hara dalam tanaman yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan sebagai berikut :
1. Membentuk
molekul – molekul atau bagian – bagian penting dari tanaman.
2. Mempengaruhi
permeabilitas membran sitoplasma.
3. Sebagai
penyangga yang berpengaruh terhadap kemasaman sel.
4. Pengaruh
antagonistik unsur – unsur.
5. Sebagai
katalisator dalam reaksi enzimatik.
6. Beberapa
zat hara dalam jumlah berlebihan dapat merupakan racun bagi tanaman, misalnya
Cu, Zn, dan Fe.
7. Membentuk
tekanan osmotik (dalam bentuk larutan).
Empat peranan penting dari hara minerla di dalam
tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Suseno, 1974) :
1. Sebagai
penyusun molekul organik yang komplex terutama dalam makro molekul.
2. Membantu
peranan enzima, mendekatkan enzim dan subtrat dalam pembentukan kompleks
enzim-substrat ,terutama unsur-unsur mikro.
3. Mempertahankan
keseimbangan ion, yaitu antara kation-kation bervalensi satu dan dua. Hal itu
penting untuk mempertahankan
permeabilitas diferensial dari membran.
4. Berperan
dalam sistem oksidasi-reduksi karena sifat valensinya yang dapat berubah,
sebagai contoh besi dan tembaga.
III.
METODE
PRAKTIKUM
1.
ALAT
DAN BAHAN
a) Pasir
dan tanah
b) Polibag
c) Benih
jagung
d) Alat
ukur / Penggaris
e) Timbangan
analitik
f) Oven
g) Alat
tulis
h) Pupuk N,P,K dan Mamigro
2.
PROSEDUR
KERJA
a) Persiapkan
media tanam sesuai perlakuan.
b) Tanam
benih jagung pada media yang sudah dipersiapkan, 1 atau 2 biji perlubang.
c) Berikan
pupuk sesuai perlakuan.
d) Siram
dengan air secukupnya.
e) Lakukan
penyiraman secara berkala selama pemeliharran sampai mencapai masa pertumbuhan
tertentu.
f) Lakukan pemberian mamigro sesuai jadwal perlakuan.
g) Diamati
variable pengamatan.
3.
VARIABEL
PENGAMATAN
a) Tinggi
tanaman
b) Jumlah
daun dan warna daun
c) Luas
daun
d) Bobot
basah dan bobot kering
e) Diameter
batang
f) Kandungan
klorofil
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
(terlampir)
B.
Pembahasan
Pertumbuhan suatu tanaman tingkat tinggi tidak lepas
dari pengaruh berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah cahaya, bantuan mekanik,
panas, udara, air, dan unsur hara (Buckman dan Brady, 1982). Unsur-unsur hara yang dimaksud adalah
unsur-unsur yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman yang tersedia dalam
bentuk yang dapat diserap tanaman, dalam konsentasi optimum bagi pertumbuhan,
dan unsur-unsur tersebut harus berada dalam suatu keseimbangan. Namun tidak semua unsur-unsur dibutuhkan
tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Beberapa unsur yang ditemukan di dalam tubuh tumbuhan, malah dapat mengganggu
metabolisme atau meracuni tumbuhan, sebagai contoh adalah beberapa jenis logam
berat seperti Al, Cd, Ag, dan Pb.
Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya
membutuhkan cukup unsur hara esensial, baik unsur hara esensial makro maupun
mikro. Dari empat belas unsur esensial yang diperoleh tanaman dari tanah, enam
diantaranya digunakan dalam jumlah yang relatif besar, karena itu unsur inilah
yang pertama-tama mendapat perhatian.
Unsur tersebut ialah nitrogen,
fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur.
Bila terdapat kekurangan unsur hara essensial, maka tanaman akan terganggu
metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan
pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan
unsur hara ini dapat dilihat baik dari terhambatnya pertumbuhan akar, batang,
maupun daun.
Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan
tanaman tidak selalu sama. Gejala
tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah,
dan fase pertumbuhan tanaman. Di samping
itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dua unsur hara atau lebih pada saat
yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih
kompleks.
Foth (1988) memiliki kriteria lain yang digunakan
untuk memantapkan pentingnya unsur hara tanaman adalah :
1.
Keharusan bagi tanaman untuk
melengkapi siklus hidupnya, dan
2.
Keterlibatan secara langsung
dalam menyediakan makanan bagi tanaman, terpisah dari pengaruh yang mungkin
dalam memperbaiki beberapa kondisi yang tidak sesuai dalam tanah atau media
untuk budidaya.
Unsur-unsur hara yang telah tersedia di
sekitar perakaran tanaman selanjutnya melalui suatu proses tertentu dapat
diserap ke dalam akar tanaman. Lebih
lanjut lagi Hardjowigeno (1987) menambahkan bahwa dalam proses ini ada dua hal
yang perlu diketahui yaitu :
- Diperlukan
energi metabolik.
- Proses
penyerapan unsur hara merupakan proses yang selektif (memilih unsur
tertentu).
Gejala defisiensi yang diperlihatkan oleh tanaman
jagung sangat mencolok sehingga sangat penting digunakan untuk menentukan
kebutuhan tanaman akan unsur hara, tidak hanya untuk tanaman jagung, tetapi
juga untuk tanaman lainnya pada pergiliran tanaman yang sama. Telah diketemukan
bahwa ketika tanaman jagung menderita akibat kekurangan unsur hara esensial,
semua tanaman lain pada pergiliran deengannya juga akan menanggapi terjadinya
defisiensi unsur hara.
1.
NITROGEN
Nitrogen merupakan penyusun berbagai senyawa organik
pada tanaman. Sebagai unsur esensiil pada protein, ia dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan yang hidup. Tanaman jagung
menggunakan lebih banyak nitrogen daripada unsur hara tambahan yang lain.
Jika ketersediaan nitrogen di tanah relatif rendah,
keadaan yang agak kering bisa sangat mendorong kekurangan nitrrogen, beberapa
sebabnya adalah : pertama, selama musim kering ketika air tanah naik/menguap,
nitrat juga naik/menguap; kedua, karena lapisan tanah atas mengering, maka
membatasi daerah penyerapan unsur hara makro, karena akar tanaman tidak dapat
berfungsi di tanah yang kering.
Nitrogen diperlukan untuk merangsang pertumbuhan
yang cepat. Kekurangan nitrogen pada tanaman muda dicirikan oleh tanaman yang
tumbuhnya kerdil , kurus dan warna daunnya hijau muda kekuningan. Terjadinya
hal ini bisanya dapat dihindari deengan pemberian pupuk yang mengandung
nitrogen lengkap dosis tinggi saat tanam. Kehilangan nitrogen dari pemupukan ditemukan
sangat menghambat pertumbuhan dan menjadikan keterlambatan munculnya malai
bunga jantan selama 10 hari.
Ketika kekurangan nitrogen terjadi pada pertumbuhan
tanaman selanjutnya, terutama selama pertumbuhan dewasa, gejala tertentu agak
berkembang. Ketika kemampuan tanah untuk menyediakan nitrogen lebih rendah
daripada kebutuhan nitrrogen harian tanaman, terjadi pemindahan nitrogen dari
jaringan tua kepada jaringan yang lebih muda. Ujung daun terbawah adalah yang
pertama memperlihatkan gejala kehilangan klorofil yang merupakan pigmen
berwarna hijau. Jika tetap terjadi defisiensi nitrogen, warna kuning akan
melebar ke tulang daun membentuk pola huruf V dengan tepi daun sisanya berwarna
hijau. Selanjutnya seluruh daun berubah menjadi kuning dan proses berjalan pada
tanaman dari daun satu ke daun yang lainnya. Variasi warna kuning yang berbeda
bisa terlihat pada kira-kira 3 sampai 4 daun suatu tanaman pada suatu waktu.
Pada beberapa kejadian, penuningan bisa terjadi pada seluruh daun dan tidak
memperlihatkan tanda berbentuk pola huruf V. Hal ini sering ditemui ketika
defisiensi terlihat menonjol sebagai akibat kondisi kekeringan ringan. Beberapa
hari setelah jaringan tanaman yang berwarna kuning mati, daun berubah menjadi
coklat dan mengering. Kematian daun terbawah sering terlihat seperti meranggas
dan bisa terjadi pada kondisi basah atau kering.
2.
FOSFOR
Dapat diketahui dengan pasti bahwa semua sel dalam
tumbuhan berisi senyawa fosfor. Fosfor adalah unsur penting bagi sel yang dapat
mempengaruhi terhadap peningkatan hasil tanaman. Fosfor dipusatkan di dalam
jaringan yang tumbuh, yaitu di ujung akar dan tunas. Fosfor juga ditemukan di
dalam inti biji yang sedang tumbuh. Saat tanaman jagung mulai masak maka akan
sangat membutuhkan fosfor. Biji yang tumbuh akan mengumpulkan nutrisi ini
dengan bantuan jaringan yang sudah dewasa. Oleh karena itu, fosfor sangat
penting untuk perkembangbiakan tanaman.
Sulit untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu yang
menunjukkan kekurangan fosfor pada tanaman jagung. Pertumbuhan yang terhambat
dan lambatnya pemasakan tanaman adalah gejala-gejala penting. Khususnya saat
unsur-unsur hara yang lain seperti nitrogen dan kalium tersedia pada jumlah
yang cukup.
Terhambatnya pertumbuhan, biasanya terjadi pada
bibit yang masih muda. Di tenggara, pada fase vegetatif awal, pupuk P sangat
diperlukan, walaupun tanahnya mengandung fosfor dalam jumlah yang sedang sampai
tinggi. Tanggapan ini mungkin terbukti meningkat sampai pada tahap silking, tetapi hasil akhir dari
tanggapan ditemukan hanya pada tanah yang rendah fosfor. Kemampuan penyerapan
dari sistem perakaran yang luas pada jagung dan kenyataannya bahwa jagung
normalnya masak pada usia sebulan atau dua bulan sebelum berakhirnya musim semi
dapat merupakan alasan yang masuk akal untuk kekurangan respon dari hasil
akhir.
Akibat dari defisiensi fosfor pada penundaan
pemasakan adalah terutama perlu diperhatikan selama tahap pollinasi. Saat silks muncul perlahan, jenis yang tidak
sempurna dari tiap tongkol dihasilkan. Misalnya tongkol yang memiliki
tepungsari yang tidak sempurna dan menunjukkan baris-baris dari bibit yan tidak
sempurna. Tongkol menjadi cacat jika tanaman kekurangan fosfor selama fase
pertumbuhan. Titik yang tersusun tidak teratur pada baris dan biji.
3.
KALIUM
Penelitian menunjukkan kalium sangat erat kaitannya
deengan produksi gula, pati, serat dan proten pada tanaman. Sejauh yang
diketahui saat ini, kalium tidak masuk secara permanen ke dalam komposisi dari
beberapa bahan organik. Kalium dibutuhkan dalam semua proses pertumbuhan sel
tanaman dan juga mempengaruhi laju respirasi. Kalium membantu menjaga tanaman
dari kehilangan air selama terjadi kekeringan dan mengurangi dampak buruk
akibat suhu rendah. Garam kalium siap dipindakan dari satu bagian tanaman ke
bagian tanaman yang lain, dan karena perpindahan ini gejala kekurangan kalium
terlihat pertama kali pada daun yang tua. Bagian yang lebih muda dari tanaman
menerima kalium dari bagian yang lebih tua.
Garam kalium dibutuhkan pada jumlah yang cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal tanaman jagung dari waktu pembenihan sampai
tanaman dewasa dan generasi selanjutnya disiapkan untuk pembentukan benih yang
baru. Tanaman jagung yang sehat selalu mengandung garam kalium dalam jumlah
besar pada jaringan tanamannya baik pada tahap pembenihan maupun pada tanaman
menjelang masak.
Persediaan kalium tersedia dalam tanah dapat menjadi
sangat kekurangan pada beberapa tahap pertumbuhan tanaman jagung. Tanda-tanda
defisiensi dapat muncul pada saat masih berupa biji atau tanaman muda atau bahkan
tanda-tanda ini tidak terlihat sampai tanama menjelang masak. Gejala-gejala ini
akan menjadi jelas sesuai dengan kenampakan yang muncul pada tahap pertumbuhan
tanaman yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum acara I maka
didapat hasil untuk tiap variabel pengamataan masing – masing dimana pada
tanaman jagung yang ditanam pada media tanah maupun pasir, untuk variabel
berupa tinggi tanaman didapat hasil bahwa tinggi tanaman yang paling baik dan
optimal berada pada tanaman jagung yang mendapat perlakuan berupa K1P2M1 yang
menunjukkan pertumbuhan yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Kemudian berdasarkan variabel
lebar daun kami memeperoleh hasil pertumbuhan yang paling baik diantara
beberapa faktor perlakuan, ternyata pemberian pupuk dengan dosis K1P4M1 lebih
baik pertumbuhannya lebar daun yang dihasilkan. Sedangkan untuk panjang daun,
berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa untuk pertumbuhan panjang daun
ternyata masih ditunjukkan oleh tanaman yang diberikan faktor perlakuan berupa
pupuk dengan dosis K1P2M1. Untuk variabel pengamatan berupa diameter batang
hasil pengamatan yang kita peroleh adalah dimana untuk perlakuan berupa pupuk
K1P4M1 menunjukkan hasil yang paling baik tingkat pertumbuhan diameter
batangnya dibandingkan dengan pemberian perlakuan yang lainnya. Untuk jumlah daun didapat bahwa
pertumbuhan daun yang paling baik dan optimal berada pada tanaman jagung yang
mendapat perlakuan berupa K1P1M0 optimal diantara faktor perlakuan yang
lainnya. Sedangkan untuk pengamatan berupa warna daun, pada dasarnya masing –
masing perlakuan menunjukkan hasil yang relaif sama yakni menghasilkan warna
hijau. Pemberian pupuk ini pengaruh terhadap pertumbuhan berbeda-beda,
dikarenakan berbagai faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan, kandungan
unsur hara dalam tanah,dan keadaan air.
Pertumbuhan tanaman pada media pasir dan tanah terlihat
berbeda. Pada media pasir menunjukan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan
pada media pasir, dal ini dikarenakan karena pengaruh air. Pada media pasir air
yang tertampung dapat dengan mudah dilewatkan sedangkan pada media tanah,air
menggenag selain itu juga dapat memacu pertumbuhan jamur patogen sehingga
pertumbuhan tanaman terganggu bahkan banyak yang mati padamedia tanah.
Dari sekian banyak tanaman jagung yang ditanam baik itu
pada media tanam berupa tanah maupun media tanam berupa pasir, ternyata ada
beberapa tanaman jagung yangtidak mengalami proses pertumbuhan hal itu bisa
jadi dikarenakan karena ada beberapa faktor penyebab yang menyebabkan mengapa
tanaman jagung tersebut tidak tumbuh. Faktor yang pertama bisa jadi karena pada
saat proses perkecambahan berlangsung ternyata kadar air yang terkandung
didalam media tanam sangat tinggi sehingga mengakibatkan biji yang seharusnya tumbuh
malah menjadikan biji jagung tersebut busuk dan proses metabolisme pun tak
dapat berlangsung. Disamping itu faktor penyebab yang lain adalah karena biji
jagung tersebut dimakan oleh hama sekitar pertanaman itu diletakkan. Setelah
kelompok kami memeriksa beberapa polybag yang ditanami jagung ternyata beberapa
biji hilang dari media penanaman.
Pemberian mamigro juga cukup berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, pada perlakuan pemberian maigro pertumbuhanya terlihat
lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan mamigro. Mamigro adalah pupuk daun komplit yang
pembuatannya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang terdiri dari unsur hara
makro seperti : N, P dan K serta terdapat unsur hara mikro seperti Cu, Co, B,
Mo, Mg, Zn, dan unsur-unsur hara lainnya yang diperlukan dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Keistimewaan Mamigro
:
- Larut
dalam air lebih sempurna.
- Cepat
diserap oleh tanaman.
- Dapat
dicampur dengan pestisida lain.
- Tidak
menggumpal.
- Kemasan
botol plastik lebih aman.
- Meningkatkan
produksi dan kualitas hasil panen
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1) Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan cukup
unsur hara esensial, baik unsur hara esensial makro maupun mikro.
2) Bila terdapat kekurangan/
devisiensi unsur hara essensial, maka tanaman akan
terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari
penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya.
3) Pada praktikum perlakuan yang menunjukan rata-rata
pertumbuhan terbaik adalah K1P2M1, hal ini tidak terlepas dari faktor
lingkungan yang ada.
B. Saran
1) Asisten dalam menjelaskan lebih diperinci dan
diperjelas sehingga praktikan tidak bingung dalam melakukan praktikum
2) Alat-alat laboraturium lebih diperlengkap,
(timbangan analitik hnya 2 ? ) sehingga waktu yang ada dapat dimanfaatkan
seefektif dan efisien.
3) Dalam pengaturan jadwal hedaknya lebih bijaksana.
Ujian tanpa harus memikirkan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Dr.
Ir. Januar dan Baharsjah, Dr. Ir. Justika S.
1983. Dasar-Dasar
Fisiologi Tanaman. Semarang : Suryandaru Utama
Dwidjoseputro, D.1978. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Jakarta.
Fitter, A. H dan Hay, R. K. M. 1994. Fisiologi
Lingkungan Tanaman. Yogyakarta :UGM
Press
Lakitan, Benyamin . 2001. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. PT. Grafindo persada. Jakarta.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip- Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk
Daerah Tropis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Salisbury, Frank
B dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung :
ITB